www.confusedboy.co.cc

Dengan penuh rasa sesal aku membayangkan mu, siapapun kau, membaca catatan2 yang kutulis dan kusimpan di sini. Rasa sesal itu sebagian bagi diriku, karena aku pasti sedang berada dalam kebingungan, atau sudah mati, atau bahkan lebih buruk lagi, ketika kalian baca blog ini. Tapi rasa sesalku juga untuk dirimu, sahabatku yang belum aku kenal. Karena hanya seseorang yang benar2 bingung dan memerlukan kebingungan yang akan baca blog ini di kemudian hari. Kalau kau bukan penerusku dalam artian lain, kau akan segera jadi ahli warisku, dan aku merasa sedih bahwa aku mewariskan pada manusia lain pengalamanku sendiri, yang mungkin tidak bisa dipercaya, tentang kebodohan dan kebingunganku yang teramat sangat. Aku sendiri tidak tahu mengapa aku mewarisi itu, tapi aku berharap menemukan jawabannya…

Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

10.23.2009

Sunggingkan kembali senyummu, Ibu!!

Ibu, apa yang telah menyesakkan dadamu, menghimpit aliran nafasmu, mengganggu waktu istirahatmu dan mencabut rasa kantuk dari pelupuk matamu, Ibu?? Apa yang membuat malam hari mu begitu panjang, menjadikan air mata menetas dan mengubah pipimujadi lembab dan sayu??? Apa yang sedang Ibu rasakan, apa yang sedang ibu alami, dan apa yang selalu ibu resahkan, sehingga ibu menangis begitu???

Semua telah aku ketahui, tidak pernah engkau menangis seperti ini, beban kehidupan, beban rumah tangga, kesempitan rezeki, ujian yang tak kunjung selesai, musibah yang tak pernah berhenti, kesulitan yang tak kunjung temukan jalan keluar dan awan hitam yang tak pernah menyingkir dari depan wajah mu pun tak pernah membuat air matamu menetas.

Aku tahu Ibuku itu kuat, karang dilautan pun jauh lebih kuat Ibu. Tapi mengapa air itu keluar lagi, air yang terakhir kali kulihat saat kaki ku berlumuran darah oleh pisau, karena aku melawan nasihatmu untuk tidak bermain pisau, tepatnya 15 tahun silam…

Apa saat ini juga karena aku??? Ingat Bu!! Aku bukan siapa-siapa Ibu! Aku hanya titipan Allah yang di titipkan melalui rahim ibu… Tidak lebih dari itu…

Aku mohon Ibu!! Mulai saat ini dan seterusnya jangan biarkan aku melihat dan mendengar tangisan Ibu lagi.. KARENA TANGISANMU< KERINGKAN DARAHKU…

Sampai saat ini pun aku masih bingung, mengapa engkau, yang memberikan begitu banyak arti hanya di panggil Ibu. Padahal apa yang telah kau beriakn padaku tak sesingkat namamu…
Ibu, hanya dua suku kata, tapi kau telah banyak memberikan padaku hal yang nyata…

Ibu, aku disini sedang berjuang atas saranmu dan keadaanku pun baik-baik saja. Jadi, jangan kau biarkan matamu kering krena airnya kau keluarkan hanya untuku, yang kau sebut buah hatimu. Padahal Ibu sendiri tahu bahwa hati itu tak berbuah…

Jadi sekali lagi aku mohon dengan sangat, SUNGGINGKAN KEMBALI SENYUMMU UNTUKU, WALU HANYA SEDIKIT…



2 komentar:

Stranger mengatakan...

hiks...hiks...hiks...

so touching story...

LANGIT mengatakan...

sang ibu menanti langit.. :(

poetry Langit

Posting Komentar