www.confusedboy.co.cc

Dengan penuh rasa sesal aku membayangkan mu, siapapun kau, membaca catatan2 yang kutulis dan kusimpan di sini. Rasa sesal itu sebagian bagi diriku, karena aku pasti sedang berada dalam kebingungan, atau sudah mati, atau bahkan lebih buruk lagi, ketika kalian baca blog ini. Tapi rasa sesalku juga untuk dirimu, sahabatku yang belum aku kenal. Karena hanya seseorang yang benar2 bingung dan memerlukan kebingungan yang akan baca blog ini di kemudian hari. Kalau kau bukan penerusku dalam artian lain, kau akan segera jadi ahli warisku, dan aku merasa sedih bahwa aku mewariskan pada manusia lain pengalamanku sendiri, yang mungkin tidak bisa dipercaya, tentang kebodohan dan kebingunganku yang teramat sangat. Aku sendiri tidak tahu mengapa aku mewarisi itu, tapi aku berharap menemukan jawabannya…

Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

5.10.2009

duit...


Ditengah2 kehidupan kita sekarang ini, mengharapkan kondisi ideal memang mustahil. melanjutkan me perguruan tinggi setelah lulus sma misalkan, pasti menjadi dambaan setiap anak didik. Termasuk maraneh nu ayeuna kls 3 sma kan sakeudeung duei lulus (lamun). Hanya saja, karena terbenturnya minimnya kesempatan, ketatnya persaingan, ketiadaan biaya dan faktor ekonomi lainnya, maka impiam untuk meraih pendidikan setinggi2nyaq pun sulit tercapai.

Maklum, sekarang klo mo sekolah musti punya duit gede. perbandingan antara perguruan tinggi dengan calon mahasiswa yang tidak seimbang, telah menghilangkan peluang banyak anak didik yang ingin mengenyam pendidikan lbh tinggi. kondisi itu juga membuat lembaga pendidikan menjadi arogan, mematok standar tinggi bagi yang ingin masuk, sekaligus pasang tarif tinggi untuk 'menjual' kursinya. so, uang jadi panglima. HANYA YANG BERDUIT SAJA YANG BISA SEKOLAH...

Begitulah kalo negara lalai dalam menjalankan kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat nya, termasuk pendidikan. Wajar jika diantar maraneh banyak yang tidak berani mimpi untuk malanjutkan kuliah. Mestinya, negara memberi kesempatan seluas-luasnya kepada rakyat untuk belajar serta menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang. Yah, sekarang sudah rada mending ada sekolah gratis bagi SD dan SMP, tapi apakah yakin guru2nya berkualitas seperti sekolah2 lain yang bayar. Dan satu lagi seharusnya indonesia juga menyediakan makan gratis di sekolah, karena seorang siswa tidak hanya pintar melalui belajar tetapi masukan gizi juga sangat menentukan.
orang yang tidak punya sekarang sudah bisa bersekolah karena gratis tapi apa yakin mereka bisa makan....

Kondisi dunia kerja juga gak kalah kejamnya. Karena pemerintah menutup mata dengan kebutuhan pokok rakyatnya, pemerintah gak sungguh2 menyediakan lapangan pekerjaan. Uang lebih banyak berputar di sektor non-riil seperti pasar modal atawanya bank. Akibatnya, sektor riil yang seharusnya mampu menciptakan banyak lapangan pekerjaan jadi lumpuh. Lagi2 dengan perbandingan yang tidak imbang antara lapangan pekerjaan dngn pencari kerja, dam lagi2 uang jadi panglima. Main suap untuk dapat pekerjaan menjadi hal biasa. HANYA YANG BERDUIT SAJA YANG BISA BEKERJA......


UANG MEMANG BUKAN SEGALA2NYA,, TAPI SEGALA2NYA BUTUH UANG.....

0 komentar:

Posting Komentar